Wednesday, November 08, 2017

Komunikasi Produktif (KomProd) #1 dengan BaTiTa 14 Bulan

Bismillah...
Ya Allah ini pertama kali muncul di blog setelah tenggelam, terakhir ngeblog ya pas mau merit dulu itu tahun 2015. Whaaaaaattsss??? Tiupin debunya dulu deh :))
Tadinya mau diisi sama report wedding halaaaah tapi emang eyke siapa? hartes bukan, anak pejabat bukan, lagian juga udah nggak sempet lah pegang blog. Soalnya udah jadi cewek jaman now yang udah punya buntut :D
Jadi yang dulunya buka laptop ngeblog, window shopping, sekarang mah udah beda lebih keren lagi "membersamai anak"
Iya bersamaaa, anak tidur ikut tidur eeeehhh :))
Udah ah kelamaan intronya malah jadi garing.
2 Tahun adalah masa dimana saya belajar banyak, masa dimana saya belajar menjadi istri dan seorang Ibu.
Dan parahnya saya baru sadar jika ilmu yang saya miliki sangat-sangat uwoooow minimnya. Saya bersyukur bisa dipertemukan oleh IIP (Institut Ibu Profesional)yang banyak membuat saya tetap waras hehehehe...
Okelah setelah melewati Matrikulasi di Batch 4, saya bisa mengikuti kelas Bunda Sayang.

Tidak seperti NHW (Nice Home Work)  di kelas Matrikulasi, di kelas Bunda Sayang ini saya punya tantangan dalam 10 hari untuk bisa mengerti bahasa bayi wkwkwkwkwkwk nggak deh, maksudnya saya harus bisa berkomunikasi produktif dengan anak dan suami. Dan untuk tantangan yang pertama saya memilih komunikasi dengan anak saya Halumi, yang Usianya 14 Bulan kurang seminggu.
Tantangan tersendiri bagi saya untuk bisa berkomunikasi produktif dengan Halumi karena dia sendiri juga belum bisa bicara tentang perasaannya, saya harus bisa menebak lewat gesture dan bahasanya yang tidak saya mengerti.
Bayi 14 Bulan, bayi yang sedang aktif-aktifnya menjelajah lingkungannya, bayi yang masih belajar berjalan, bayi yang nggak bisa diem, bayi yang wah luar biasa menguras tenaga Amamahnya walaupun Amamahnya udah makan nasi 3 centong :D
Ok, untuk hari ini saya mencoba untuk mulai berkomunikasi produktif pada Halumi.
Tidak mudah memang menjaga intonasi suara kita saat anak sedang aktif-aktifnya dan Ibu sudah mulai lelah, so Ibu-ibu di luar sana saya merasakan apa yang anda rasakan.
Begitu pun saya terkadang hal sepele yang harusnya bisa saya tangani tapi jika dalam keadaan lelah, hmmmm saya bisa jadi soprano.
Seperti biasa, Halumi suka banget mainin galon Aqua. Saya tau dia sedang sangat ingin tau dan saya tidak ingin melarang, tapi terkadang ada adegan yang dia lakukan bisa membuatnya bahaya. Terkadang saya histeris dengan langsung mengeluarkan kata "Halumi Jangan!" atau "Halumi awas!"
jika ditelaah ini sebenarnya agak ambigu, mungkin kalo Halumi ngerti "Jangan apanya?" atau "Awas apanya?" aaaahh terlihatlah bahasa Indonesia Amamahnya sangat acak adut. Hasilnya pun Halumi bakal tetep panjat galon -___-!
jadi mulai hari ini saya mencoba berkomunikasi produktif dengannya, lagipula memang sudah sepatutnya begitu.
Pagi hari ini, seperti biasa Halumi mulai panjat galon.


Amamah: "Halumi...."
Halumi: masih cuek main galon (mungkin suara Amamahnya masih belum merdu)
Amamah: "Halumi sayang..." (dengan suara sangat manis dan manja) :D
Halumi: Mulai nengok


Amamah: (Alhamdulillah, yes, dalem hati):D "Halumi sini yuk, main sama Amamah."
Halumi: masih ada di posisinya
Amamah: Kita main mainan yang ada di sini, huaaaah banyak sekali loh mainannya" *sambil goyang-goyangin mainannya.

Daaaaaaan sangat luar biasa, Halumi pelan-pelan melipir jalan ke arah saya dia samperin saya terus duduk di depan dus isi mainannya.




Mungkin jika saya belum praktek pola 7-38-55, Halumi masih akan ada di posisinya dan tetap manjat galon :D

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


No comments:

Post a Comment